KAJIAN MANUSIA DALAM PERSPEKTIF IBNU SINA DAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Agus Salim

Abstract


Kajian tentang manusia sampai saat ini masih penting untuk dibahas. Berbagai disiplin ilmu pengetahuan terus meneliti tentang manusia dan kehidupannya. Keunikan manusia terlihat dari penyebutannya dalam Alquran yang bervariatif, yaitu insan, basyar, dan  Bani Adam. Manusia memiliki unsur jasad dan ruh. Unsur manusia ini telah dikaji secara proporsional dan professional Ibnu Sina dalam  bidang kedokteran dan filsafat. Menurutnya bahwa manusia memiliki jiwa tiga tingkatan, yaitu jiwa tumbuh-tumbuhan (an-nafs an-Nabatiyah), jiwa binatang (an-nafs al-Hayawaniyah), dan jiwa manusia (an-Nafs an-Nathiqah). Jiwa manusia dengan dua daya, yaitu daya praktis dan daya teoritis. Daya praktis berhubungan dengan badan dan daya teoritis berhubungan dengan hal-hal abstrak. Daya teoritis memiliki tingkatan-tingkatan. Pertama, al’Aqlul Hayawani, yang memiliki potensi untuk berpikir dan belum dilatih walaupun sedikit. Kedua, al-‘Aqlul bil Malakah, yaitu yang telah mulai dilatih untuk berfikir tentang hal-hal abstrak . Ketiga, al-‘Aqlul bil Fi’li, yang telah dapat berpikir tentang hal-hal abstrak. Keempat, al-‘Aqlul Mustafad, akal yang telah sanggup berpikir tentang hal-hal abstrak dengan tak perlu pada daya upaya. Dalam kajian filsafat pendidikan Islam, ketika ruh berkaitan dengan intelektual dan pemahaman maka ia disebut dengan intelek atau 'aql. Ketika ruh mengatur tubuh maka ia disebut dengan jiwa (nafs). Ketika sedang mengalami pencerahan maka disebut dengan hati (qalb). Dengan demikian ruh memiliki peran sangat penting untuk menentukan dan mengarahkan manusia untuk memilih dan menampilkan suatu perilaku atau tindakan. Dengan demikian jiwa merupakan satu kesatuan yang terdapat dalam tubuh manusia yang memiliki fungsi dan kecenderungan yang beda. Kecenderungan tersebut bisa mengarah kepada hal-hal baik juga sebaliknya kepada hal-hal negatif.

Keywords


filsafat pendidikan Islam, manusia, Ibnu Sina

Full Text:

PDF

References


Al Rasyidin. (2008). Filsafat Pendidikan Islami: Membangun Kerangka Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi Praktik Pendidikan. Bandung: Citapustaka Media Perintis, cet. Pertama.

Al-Syaibany, Omar Mohammad Al-Toumy. (tanpa tahun). Falsafah Pendidikan Islam, Pen. Hasan Langgulung dari Falsafatut Tarbiyah Al Islamiyah. Jakarta: Bulan Bintang.

Bakhtiar, Ahmad Nur Alam. (2021). Manusia dalam Perspektif dalam Pendidikan Alquran. Yogyakarta: PT Nas Media Indonesia, cet. Pertama.

Hassan, Fuad. (1996). Pengantar Filsafat Barat. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

Jahya, Muchtar. Pokok-Pokok Filsafat Yunani. Jakarta: Widjaya.

Jalaluddin. (2017). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cet. 1.

Junaedi, Mahfud. (2017). Paradigma Baru Filsafat Pendidikan Islam. Depok: Kencana, cet. I.

JWM. Bakker, SY. (1978). Sejarah Filsafat dalam Islam. Yogyakarta: Yayasan Kanisius, cet. Pertama.

Nasr, Seyyed Hossein. (2020). Tiga Mazhab Utama Filsafat Islam, pen. Ach. Maimun Syamsuddin dari Three Muslim Sage: Avicema-Suhrawardi-Ibnu Arabi. Yogyakarta: IRCiSod, cet. Pertama.

Nasution, Harun. (1973). Falsafah dan Mistisme dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

P.A. Van der Weij. (2017). Filsuf-Filsuf Besar tentang Manusia, terj. K. Bertens dari Grote Filosofen Over de mens. Jakarta: PT Gramedia pustaka Utama.

Shihab, M. Quraish. (2009). Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Vol. 1. Ciputat: Lentera Hati, cet. II.

Shihab, M. Quraish. (2013). Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: PT Mizan Pustaka, ed. Kedua.




DOI: http://dx.doi.org/10.55403/hikmah.v10i2.279

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2021 HIKMAH: Jurnal Pendidikan Islam

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

situs 138

klik4d